Mata Yang Tertuju Kepada Tuhan

18
Feb

Mata Yang Tertuju Kepada Tuhan

Pdt. Anggung Istianto

“Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu”

( 2 Tawarikh  20:12)

 

Seorang anak laki usia 5 tahun diajak ayahnya pergi ke toko mainan. Setelah berkeliling beberapa stand mainan, si ayah menunjukkan beberapa pilihan mainan, tetapi tidak ada yang menarik hati si anak.  Tapi tiba-tiba si anak berhenti dan matanya tertuju pada robot “Superman”. Sambil menarik tangan ayahnya, si anak bilang: ayah sama mau robot Superman. Si ayah bertanya, kenapa kamu pilih robot Superman? Si anak bilang, Superman hebat ayah, dia kuat dan suka menolong.

 

            Ketika Yosafat raja Yehuda tahu kalau Moab dan Amon dengan laskarnya yang besar datang dari seberang Laut Asin dan Edom menyerangnya, Yosafat menjadi takut. Dalam ketakutan Yosafat, ia mengambil keputusan mencari TUHAN, juga menyerukan seluruh Yehuda supaya berpuasa. Mereka berkumpul untuk meminta pertolongan dari TUHAN. (2 Tawarikh 20:2-4.) Ketika penduduk semua kota berkumpul di Yehuda, Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, ia berseru: “Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamat kami” (2 Tawarikh 20).

 

Kemudian Yosafat melanjutkan dengan mengakui mereka lelah tidak berdaya, tidak tahu harus berbuat apa selain mata mereka tertuju pada TUHAN (ay.12). Hasilnya, TUHAN yang mahakuat itu datang menolong Israel dengan cara mengacaukan bangsa Amon dan Moab sehingga mereka saling membunuh, mayat mereka bergelimpangan di tanah (ay. 23-24).

 

            Apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini: Pertama, jika berhadapan dengan malapetaka lalu timbul rasa takut, itu hal yang wajar karena orang percaya juga manusia. Kedua, ketika takut merongrong, jangan mengandalkan diri tetapi carilah Tuhan. Ketiga, mintalah teman atau keluarga atau jemaat untuk bersama-sama berdoa. Keempat, ingatlah rumah Tuhan (Gereja) tempat yang penting untuk berdoa. Kelima, arahkanlah mata kepada Tuhan artinya akui diri tidak berdaya dan percayakan semuanya kepada Tuhan.  Lihatlah Tuhan yang suka menolong itu segera akan menolong dengan caranya yang ajaib.

 

Sebarkanlah ungkatan ini:

Jika karena pergumulan, matamu tertuju kepada Tuhan, maka mata Tuhan tertuju  kepada pergumulanmu dan menghalaunya

Leave a Comment