Berani mengakui Kesalahan

22
Sep

Berani mengakui Kesalahan

“Saya adalah customer/pelanggan, saya adalah raja, kenapa saya yang harus minta maaf?”, tandas seorang penumpang yang membuang sampah sesukanya saat menaiki sebuah mobil sewaan. Yang menarik adalah ketika peristiwa ini di videokan dan menjadi tontonan banyak orang, ternyata banyak penonton kemudian menghina perbuatan pelanggan tersebut. Seringkali pengalaman ini terjadi di dalam kehidupan kita atau bahkan sekeliling kita. Tatkala kita melakukan sebuah perbuatan yang sebenarnya tidak benar, tapi demi harga diri (ego) kita menolak untuk mengakui bahwa perbuatan kita itu adalah tidak benar.

Benarlah kata penulis amsal dalam amsal 28:13, Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. Kebiasaan untuk tidak mengakui kesalahannya, bahkan cendrung menyalahkan orang lain atas kesalahannya adalah hal yang terjadi sejak manusia jatuh dalam dosa. Dan dosa itu begitu memikat manusia untuk terus dan terus jatuh ke dalam dosa yang lebih banyak. Akibatnya upah dosa adalah maut (Roma 6:23).

Kita bersyukur mempunyai Tuhan yang begitu mengasihi manusia, sehingga melalui karya Kristus di kayu salib, kita diselamatkan dari maut dan dikoreksi kembali apa yang salah dalam hidup kita. Mengakui keberdosaan kita dan membutuhkan Tuhan Yesus sebagai Juruslamat adalah solusi yang Tuhan berikan untuk menyelamatkan setiap manusia. Menjadi kristen, tidak serta merta membuat kita langsung sempurna. Tetap ada peluang bagi kita untuk tetap berbuat dosa, namun mari kita dengan berani mengakui kesalahan kita, di dalam Kristus. (1 Yohanes 1:9).

Dengan mengakui kesalahan dan meninggalkannya, kita bisa menjadi pribadi yang terus menerus diperbaharui di dalam Tuhan. Karena Tuhan berkenan kepada setiap orang yang mengakui pelanggarannya, dan berharap hanya kepadaNya.