TEGURAN ORANG BIJAK

19
Jul

TEGURAN ORANG BIJAK

“Kamu salah loh, kok kamu begitu” Terus terang dan berkata jujur adalah suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan oleh semua orang, apalagi jika menegur orang yang bersalah. Paling tidak ada beberapa alasan kenapa kita sungkan untuk menegur, mungkin karena merasa itu bukan urusanku, mungkin juga karena takut menyakiti perasaan orang itu, atau bisa jadi karena merasa diripun juga lebih tidak baik dari orang itu. Apapun alasannya, rasanya menegur bukanlah sebuah ide yang baik dan terkesan negatif.

Benarkah demikian? Dalam kitab amsal, penulis mengingatkan pentingnya memberikan teguran. Dalam Amsal 25:12 mengatakan “teguran orang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar”. Amsal 28:23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi daripada orang yang menjilat.

Bagi penulis, menegur itu suatu hal yang baik apabila diberikan dengan bijak. Membiarkan orang yang berjalan ke arah yang salah, setuju dengan kesalahan, dan menerima apa adanya meskipun salah, bukanlah wujud kasih. Kasih akan membawa seseorang untuk belajar menegur seseorang dengan tujuan mengingatkan, mengoreksi seseorang ketika dia berjalan ke arah yang keliru. Jadi teguran adalah sebuah bentuk kepedulian dan hidupnya sebuah relasi diantara kedua orang yang saling mengasihi. Teguran yang bijak selalu muncul dari hati yang mengasihi.

Ketika para murid seringkali melakukan kesalahan demi kesalahan, Kristus dengan lembut dan lemah lembut mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan. Sama seperti Kristus yang selalu mengoreksi hidup kita supaya kita semakin indah, maka biarlah kitapun belajar cara yang tepat untuk saling menegur dalam kasih Tuhan.

Menegur orang adalah bagian penting dari kehidupan orang percaya untuk saling membangun. Karena itu tegurlah dengan bijak.