Doa Sebelum Makan

06
Jun

Doa Sebelum Makan: Perlukah?
Kejadian 1:29

“Tiwiii…, ayo cuci tangan dulu sebelum makan” teriak mama dari dalam dapur. Ternyata diam-diam, Tiwi sudah menggenggam paha ayam goreng crispy di tangan. “Dan jangan lupa…,” mamanya melanjutkan, “inget, ber-do-a..!”

Bapak Ibu Saudara (BIS), sejak kita kecil, entah di rumah maupun di sekolah minggu..bukankah konsep ‘berdoa sebelum makan’ ini kencang digaungkan? Sebenarnya, untuk apa sih kita ‘berdoa sebelum makan’? Apakah ini mantra, supaya makanannya jadi lebih higienis, bebas dari kuman penyakit?

Sejak awal kisah penciptaan, konsep ‘makanan’ sebagai bentuk pemeliharaan TUHAN jelas sekali muncul (Kej. 1:29). Alam bukan sesuatu yang bersifat netral. Alam adalah perpanjangan tangan TUHAN untuk menunjukkan kesatuan-Nya dengan manusia. Melalui alam, kehadiran TUHAN atas hidup manusia menjadi terasa riil.

Itu sebabnya, di taman Eden, ‘segala macam buah yang boleh dimakan’ adalah lambang pemeliharaan TUHAN atas manusia, melalui alam. Inilah bukti bahwa TUHAN itu dekat! Jadi di momen ketika manusia pertama makan ‘buah terlarang itu,’ kepada ‘siapa’-kah mereka menjadi dekat karena memakannya? Tentu jawabannya adalah kepada iblis! Adam dan Hawa menjadi satu dengan iblis, ketika mereka makan ‘buah terlarang’ tersebut.

Pertanyaan untuk direnungkan: sudahkah kita mengucap syukur untuk berkat makanan hari ini? Kedua, jika makanan yang kita konsumsi, kita peroleh dengan cara yang tidak benar; Maka, kita mendekat kepada TUHAN, atau kepada iblis?

M A K A N A N
seharusnya mendekatkan & menyatukan
diri kita kepada TUHAN,
Sang Pemberi makanan.