Tidak Ada Pemimpin, Tidak Ada Kebenaran!

26
Mar

“Tidak Ada Pemimpin, Tidak Ada Kebenaran!”

Ev. Ng Ellen Maleaki

“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” – Hakim- hakim 21:25

Renungan Pelita Hati edisi hari ini telah sampai pada penghujung kitab Hakim-hakim. 5 (lima) pasal terakhir, 17-21 berisi kisah tragis kemurtadan dan kebobrokan moral dari bangsa Israel, begitu tragisnya sehingga dikatakan bagian ini menunjukkan titik terendah dari bangsa Israel secara keseluruhan.
Pasal 17-18 menguraikan standar-standar moral yang rendah, upacara-upacara keagamaan yang sesat, dan tatanan sosial yang kacau di Israel selama periode Hakim-hakim. Seolah tidak cukup semua kemurtadan Israel, kebobrokan mereka masih berlanjut dan semakin buruk. Pasal 19-21 memaparkan terjadinya kekerasan seksual yang mengerikan dan kekerasan lainnya di tengah Israel hingga berujung pada perang sipil di antara mereka. Bagian ini sungguh menggambarkan kebiadaban manusia atas sesamanya.
Pertanyaan kita bersama, mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi ???

Penulis kitab Hakim-hakim menyatakan penyebab kemurtadan dan kebobrokan Israel oleh karena tidak ada raja di tengah mereka, sehingga setiap orang melakukan hal-hal yang benar menurut pandangannya sendiri.

Ketiadaan raja,berarti tidak ada pemimpin,tidak ada yang mengajarkan kebenaran dan tidak ada yang mempersatukan komunitas untuk hidup menurut kebenaran, sehingga tidak heran jika setiap orang melakukan apa yang dianggapnya benar oleh pandangannya sendiri.

Maka dari itu, tema “pada zaman itu tidak ada raja di Israel”, yang disebutkan sebanyak 4 (empat) kali di sepanjang pasal 17-21,memberikan sebuah pelajaran akan pentingnya pemimpin dalam hidup sebuah bangsa ataupun komunitas.
Dan, jika pesan tersebut diimplementasikan dalam kehidupan kita saat ini, maka kita menemukan sangatlah penting untuk:
1.Mengikuti Pemimpin yang Benar
Saat ini kita memiliki pemimpin di sekitar kita yang mengajarkan kebenaran dan mempersatukan komunitas untuk hidup menurut kebenaran, maka dengarkanlah mereka dan hiduplah menurut kebenaran itu.
2.Menjadi Pemimpin yang Benar
Hidup mengikuti pemimpin yang benar akan membuat kita menjadi pemimpin yang benar pula. Setiap kita hendaklah tidak mengabaikan peran sebagai pemimpin yang benar baik di tengah keluarga, gereja, maupun masyarakat.

Anda dan saya adalah pemimpin-pemimpin yang benar, yang perlu berlaku benar, mengajarkan kebenaran dan mempersatukan komunitas untuk senantiasa hidup benar.

Kiranya Allah Sang Kebenaran yang Sejati menolong kita semua untuk dapat hidup mengikuti pemimpin yang benar dan menjalankan peran sebagai pemimpin yang benar pula.

Leave a Comment