Perencanaan yang dibelokkan

18
Feb

Perencanaan yang dibelokkan

Pdt. Anggung Istianto

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung” (13) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah artinya hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (14)

Yakobus 4:13-14

 

Semestinya tgl 15 Mei 2020 saya ada di kota Malang Jawa Timur untuk menghadiri graduation anak saya di SMA di Charis National Academy (CNA) Malang. Rencana ini sudah dibuat sejak akhir tahun lalu. Tapi semuanya berubah, bukan hanya saya, tapi pasti juga dialami kebanyakan orang. Tuhan memakai Pandemi Covid-19 merubah semuanya dan tidak ada seorang bisa memperkirakan sebelumnya.

 

            Demikianlah maksud rasul Yakobus, coba perhatikan narasi yang diangkat rasul Yakobus pada ayat di atas. Pergi ke kota anu, tinggal setahun, berdagang dan mendapat untung. Rasul Yakobus bukan anti perencanaan, Yakobus mengingatkan manusia itu bukan mahatahu, ayat 14a: “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.” Artinya, sebagai manusia yang tidak maha tahu pastikah bisa berhasil semua rencanannya, mustahil bukan? Manusia sebagai makhluk yang rapuh, ayat 14b: “Hidupmu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Artinya, sebagai manusia yang rapuh – seperti uap – yang tidak tahu apakah esok masih hidup atau tidak, pastikah bisa melaksanakan semua rencana yang direncanakan untuk hari esok, mustahil bukan? Usulan penting rasul Yakobus bagi mereka yang mau membuat rencana ayat 15: Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”

 

            Apa yang bisa kita pelajari dan yang harus kita lakukan.  Pertama, hidup perlu ada rencana, namun jangan lancang dalam merencanakannya. Kedua, percaya diri itu perlu, namun jangan “over percaya diri” bahwa apa yang kita rencanakan pasti bisa dilaksana dan berhasil. Ketiga, sadarlah bahwa kita manusia yang rapuh, hidup singkat dan bukan mahatahu. Keempat, ingatlah bahwa bukan kita yang mengendalikan hidup kita melainkan Allah. Kelima, akuilah bahwa tindakan dan rancangan kita semuanya di bawah pengaturan Allah. Terakhir, marilah mulai sekarang jika kita hendak berencana sebaiknya tanyakan dulu kepada Tuhan dalam doa, dalam ibadah sehari-hari yang penuh hormat, dan dalam penantian itu, mintalah Allah memberkati rencana-rencana kita.

Leave a Comment