Menghindari Penyesalan

04
Oct

Menghindari Penyesalan
Yeremia 17:10-11

Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal…dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai orang bebal (Yeremia 17:11)

Suatu hari, seorang pencuri mencoba melarikan diri setelah aksi nekatnya. Saat ia mendekati sebuah mobil, pikirannya penuh dengan rencana kriminal. Dengan cepat, ia membuka pintu mobil dan berusaha merampok pengemudinya. Namun, apa yang terjadi selanjutnya tak terduga. Si pengemudi tak gentar dan melawan balik. Dalam kebingungannya, sang pencuri panik dan lari ke ujung area parkir. Di sana, ia menghadapi dilema yang tak terduga: Kunci mobil yang dibutuhkannya untuk kabur tertinggal di dalam mobil! Dalam sekejap, rencananya berantakan, dan ia tertangkap oleh polisi.

Kisah ini mengingatkan kita pada sebuah alegori yang mendalam. Nabi Yeremia pernah mengingatkan kita bahwa mereka yang berusaha mencapai tujuan dengan cara-cara yang salah akan berakhir sebagai orang bodoh. Tindakan mereka sendiri akan menjadi jeratan yang tak terhindarkan. Mereka tak menyadari bahwa dengan melakukan perbuatan jahat, mereka tak akan pernah mencapai yang baik. Yeremia menyatakan hal ini dengan tegas, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang sesuai dengan tingkah lakunya, sesuai dengan hasil perbuatannya” (ayat 10).
Mengapa kita terus terjerumus dalam kesalahan, berpikir kita bisa lolos tanpa terkena konsekuensinya? Janganlah kita bergantung pada tindakan kita sendiri. Lebih bijaksana untuk mempercayai Tuhan (ayat 7) dan mencari kemurahan-Nya. Percayalah, mengandalkan diri sendiri hanya akan membuat kita menemukan kunci-kunci kecil yang sering kita abaikan dalam usaha kita untuk kabur tanpa terluka.

Pilihan terbaik dalam hidup kita adalah memercayai Allah, menaati firman-Nya dan selalu berpegang pada apa yang benar yang Ia kehendaki. Dengan cara inilah kita bisa hidup tanpa penyesalan. Dalam kisah pencuri itu, kita mendapati pelajaran berharga: apa yang kita lakukan hari ini akan membentuk besok kita. Menerapkan apa yang Allah dan firman-Nya kehendaki dalam tindakan kita saat ini adalah jaminan untuk masa depan tanpa penyesalan. Jadi, tak ada waktu yang lebih tepat untuk melakukan apa yang benar selain hari ini. Ingatlah, tindakan kita sekarang adalah bekal untuk besok yang lebih baik.