SABAR YA

21
Jun

SABAR YA

Amsal 14:17 “Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.”

“Mas, tolong dong password wifi resto ini!” permintaan seorang pelanggan kepada karyawan resto, yang memang memberikan fasilitas wifi gratis.
“Sabar, pak,” jawab karyawan tersebut.
Cukup lama pelanggan itu menunggu sampai dia selesai makan, password wifi tidak kunjung diberikan. Si pelanggan mulai kesal.
“Mas, kok passwordnya tidak kasih sih?”
“Lho, sudah kok, pak. Passwordnya SABAR.”
(Mari tarik nafas… Sabar…)

Sabar, tidak mudah ya? Semangat dan situasi zaman sekarang yang serba spontan dan kecepatan hidup yang begitu tinggi telah menciptakan iklim yang kurang pas bagi kesabaran. “Menunggu” dianggap sebagai pekerjaan yang tidak berguna. Semua ingin dikendalikan sendiri: menurut kehendak sendiri, dengan kekuatan sendiri, dan sesuai waktu sendiri. Masih adakah ruang untuk kesabaran?

Alkitab dalam bahasa Yunani, ‘sabar’ menggunakan 2 kata: makrothumia dan hupomone. Perbedaannya:

  1. Makrothumia menunjuk kepada kesabaran kepada orang lain, yaitu jika dia harus berhubungan dengan orang yang melukai dan tidak membiarkan dirinya sendiri terprovokasi oleh mereka atau meledak dalam amarah. Hupomone kesabaran kepada keadaan, yaitu jika dia dikepung oleh penderitaan yang luar biasa dan dia bertahan serta tidak kehilangan harapan.
  2. Makrthumia = tidak mudah marah. Hupomone = tidak mudah menyerah.

Kesabaran bukanlah membiarkan diri diinjak-injak dan diperlakukan tidak adil. Pemahaman yang salah ini membuat orang berpikir bahwa tidak ada gunanya untuk bersabar. SALAH!

Di dalam kesabaran ada pengharapan. Kita akan tetap terus berjalan, terus berusaha melakukan bagian kita dengan berjuang menghadapi tantangan dan pergumulan; mencari keadilan (bukan cari gara-gara); tetap menujukkan kasih, kerendahan hati, kemurahan, serta berharap dan menanti jawaban Tuhan. Sehingga kita dapat tetap hidup berkenan pada-Nya, tidak terjatuh dalam godaan yang membuat kita menyimpang dari jalan-Nya.

Bukankah Allah telah menunjukkan betapa panjang sabar-Nya Dia. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang begitu besar dengan memberikan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus, bagi penebusan kita yang berdosa. Kebenaran inilah yang memberikan kita kekuatan untuk belajar sabar, setiap hari. Jadi, sabar ya!