Ayo Kita Memberi

26
May

“Ayo Kita Memberi”

“Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” 2 Korintus 9:7

Ada banyak kebiasaan atau tradisi orang Thiong Hua. Salah satunya ialah bila seseorang memberi makanan dalam rantang, maka rantang yang di kembalikan biasanya diisi sesuatu. Bisa permen, buah atau camilan-camilan kecil. Ada kebiasaan membalas atas sebuah perbuatan baik yang diterima. Kebiasan seperti ini sangat baik, menurut pemahaman saya.

Saat kita membicarakan hal memberi, minimal ada 3 (tiga) ciri memberi yang tidak benar. Pertama memberi dengan motivasi untuk memancing berkat Tuhan. Lebih mengerikan dan tentu tidak berkenan kepada Tuhan, kita memberi sedikit supaya menerima banyak dari Tuhan. Kedua, memberi dengan terpaksa karena takut dihukum Tuhan. Kita sadar kita mampu memberi, namun hati enggan. Tapi karena takut dihukum Tuhan, berpikir Tuhan nanti akan menutup pintu berkat, maka kita terpaksa memberi. Ketiga, memberi supaya kelihatan mampu. Ada kepuasan saat dikatakan kita orang mampu dan kita melakukan itu dengan harapan mendapat pengakuan seperti itu.

Nasihat Paulus kepada jemaat Korintus agar segera merealisasikan janji mereka membantu jemaat di Yerusalem. Paulus sudah menceritakan kerelaan hati jemaat Korintus kepada jemaat di Makedonia soal pemberian (2 Korintus 9:2). Desakan Paulus kepada jemaat Korintus dibarengi dengan nasihat, agar mereka memberi dengan kemurahan hati bukan sebagai pemberian yang dipaksakan (2 Korintus 9:4). Dan Paulus mengingatkan, bahwa Allah berkenan dan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita dan dengan kerelaan hati (2 Korintus 9:7)

Marilah kita memperbaiki sikap hati kita dalam memberi, ingatlah kesempatan memberi adalah semata-mata karena kemurahan Allah. Jika kita memiliki kerinduan memberi, sementara kita memiliki keterbatasan, berilah yang ada pada kita dan bukan yang tidak ada pada kita (2 Korintus 8:12). Dan jika kita ingin memberi namun kita juga kekurangan, ingatlah bahwa Allah akan mencukupkan (2 Korintus 9:8) dan menyediakan berlipat kali ganda (ayat 10) bahkan hati kita semakin diperkaya dengan segala macam kemurahan (ayat 11). Allah mau kita bisa bersukacita karena bisa berbagian dalam pelayanan kasih.

“Pemberian yang datang dari hati yang tulus akan mendatangkan limpah ucapan syukur.”