Kisah Dua Pendosa

04
Jan

“Kisah Dua Pendosa”

Sekitar seribu tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus, hadirlah dua orang raja yang memerintah kerajaan Israel. Kedua raja ini pernah berbuat kesalahan semasa hidupnya. Raja yang pertama bersalah atas beberapa pelanggaran yang mungkin bagi sebagian orang dianggap bukanlah pelanggaran yang berarti, namun hal itu mengakibatkan dia kehilangan kerajaannya, keluarganya dan juga hidupnya.

Raja yang menggantikannya, jika dibandingkan, bersalah karena pelanggaran-pelanggaran yang jauh lebih besar. Bagaimana tidak? Dalam satu kesempatan, raja ini berzinah dengan istri prajuritnya dan kemudian merencanakan membunuh suaminya, tetapi ketika kisah hidupnya dicatat, raja ini disebut seorang yang berkenan di hati Allah.

Kisah Para Rasul 13:22
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Apa yang membedakan keduanya?

Raja Saul ketika dihadapkan dengan dosanya, dia bereaksi dengan pembenaran diri dan mencari-cari alasan. Saul lebih memikirkan bagaimana melindungi reputasi dan posisinya, bagaimana terlihat baik daripada bagaimana menjadi benar di hadapan Allah.

Berbeda dengan Daud.
Ketika dosa dan pelanggarannya dibuka Allah, dengan rendah hati ia mengakui kegagalannya di hadapan Tuhan dan mengambil tanggung jawab penuh atas kesalahan yang menyedihkan itu. Daud sungguh-sungguh bertobat dari dosanya.

Seperti Saul dan Daud, kita pun pernah dan masih akan mendapat peringatan dari Allah di sepanjang hidup ini. Bagaimanakah respon kita?

Ketika Allah mengingatkan, mereka yang sungguh-sungguh hancur hati tidak akan mencoba menutupi kesalahannya. Mereka memilih untuk mengakui, menyesali dan meninggalkan kesalahan dan dosanya. Yang penting bagi mereka adalah bahwa nama Allah saja yang dipertahankan, bahwa kekudusan-Nya dihormati dan Firman-Nya ditegakkan.

Allah tidak peduli seberapa berat dosa dan pelanggaran kita. Dia peduli pada respons kita ketika kita diperhadapkan dengan dosa kita.

Selamat berproses dengan peringatan-peringatan Tuhan.
Bersama Tuhan, kita sanggup memilih apa yang dikenan-Nya, amin.