Biji Mata Tuhan

08
Oct

Biji Mata Tuhan

Siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya. — Zakharia 2:8

“Kalau nonton TV tidak boleh dekat-dekat ya”, “main hp jangan sambil tiduran”, “baca jangan di tempat gelap”, “kalau menulis harus jarak 30 cm ya”, “makan wortel supaya sehat matanya”, dst. Begitulah sederet nasehat untuk Menjaga Mata. Mengapa? Karena MATA, adalah bagian tubuh kita yang sangat PENTING dan BERHARGA. Mata begitu rapuh, kita sangat berhati-hati menjaga dan melindungi mata kita.

Umat Israel digambarkan sebagai BIJI MATA TUHAN. Tuhan marah sekali kepada bangsa-bangsa yang dipakai-Nya menjarah bangsa Israel. Dia mengutus nabi Zakharia untuk menyerukan kepada umat-Nya: “Siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya”.

*Umat Tuhan adalah “Biji Mata Tuhan”, ini berarti:
*Umat Tuhan sangat berharga di hadapan Tuhan.
Umat Tuhan ada dalam perlindungan dan pemeliharaanNya. Ul. 32:10b: “Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.”

Wah, betapa penting dan berharganya umat Israel di hadapan Tuhan. Daud berdoa: “Peliharalah aku seperti biji mata,” (Maz. 17:8). Sebuah ungkapan iman, bahwa Allah akan mengawasinya dan melindunginya. Mengapa? Karena Daud sangat berharga di mata Allah.

Hari ini, apakah yang saudara takutkan? Apa yang saudara khawatirkan? Sebesar apakah dosa saudara sehingga saudara merasa tidak layak dihadapan-Nya? Apakah engkau merasa tidak berharga?. Ingatlah Tuhan penuh kasih setia, saudara dan saya adalah BIJI MATA TUHAN, yang begitu PENTING dan BERHARGA, yang DILINDUNGI dan DIPELIHARA-NYA. Kematian Yesus Kristus diatas kayu salib, sebagai bukti kasih-Nya yang besar kepada kita. Apa lagi yang harus kita khawatirkan?. Kita ada dalam pemeliharaan-Nya. Apa lagi yang masih kurang dalam diri kita sehingga kita merasa diri kita tidak berharga?. Kristus sudah mati untuk menyelamatkan kita INGAT! Saudara dan saya adalah BIJI MATA TUHAN. Luar biasa, sungguh bersyukur, tetap Percaya dan Setia kepada-Nya. Amin.

“BIJI MATA TUHAN = PENTING dan BERHARGA BAGI TUHAN”