Senang Melihat Orang Lain Senang

29
Sep

Senang Melihat Orang Lain Senang
(Obaja 1:8-14)

Karena kekerasan terhadap saudaramu Yakub, maka cela akan meliputi engkau, dan engkau akan dilenyapkan untuk selama-lamanya. Pada waktu engkau beridi di kejauhan, sedang orang-orang luar mengangkut kekayaan Yerusalem dan orang-orang asing memasuki pintu gerbangnya dan membuang undi atasnya, engkau pun seperti salah seorang dari mereka itu. – Obaja 1:10-11

Memiliki saudara adalah suatu kebahagiaan. Kita memiliki orang dekat untuk saling berbagi. Seorang saudara memiliki tingkat pengenalan lebih dalam dibanding dengan orang lain. Dengan demikian dapat diandalkan di saat kita berada dalam persoalan. Karena seorang saudara lebih cepat mengetahui kondisi kita dan paling mengerti apa yang kita butuhkan. Akan tetapi hal ini tidak terjadi dalam relasi Israel dan Edom.

Nenek moyang kedua bangsa ini bersaudara yakni Esau dan Yakub. Akan tetapi keturunan mereka tidak menunjukan sebuah relasi persaudaraan. Keturunan Esau yakni Bangsa Edom sudah berulang kali membiarkan Israel di dalam kesusahan. Dalam Bilangan 20:14-21 dituliskan bahwa Edom tidak mengijinkan Bangsa Israel melalui negeri mereka saat Israel dalam kesusahan perjalanan dari Mesir. Padahal Israel berjanji tidak melewati ladang mereka dan tidak minum dari sumur mereka. Hanya menumpang lewat jalan besar Edom. Selain itu Edom juga hanya berdiri di kejauhan melihat Israel diserang oleh Bangsa Babel (ay. 11). Bahkan Edom mendukung Babel dalam penyerangan itu. Mereka berteriak “Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!” (Mzm. 137:7).

Perbuatan Edom ini jelas tidak dibenarkan Tuhan. Edom tidak menunjukan belas kasihan kepada saudaranya. Oleh sebab itu, melalui Nabi Obaja, Tuhan mengumumkan tentang penghukuman atas Bangsa Edom. Bahkan mereka akan dilenyapkan untuk selama-lamanya (ay. 10).

Sebagaimana Allah menghukum Bangsa Edom, hal ini pula berlaku bagi setiap orang di dunia ini. Tuhan sangat menjunjung tinggi sikap berbelas kasihan dan memberi pertolongan bagi orang lain. Manusia diciptakan untuk dapat saling mempedulikan dan membantu sesamanya. Tuhan ingin terjalin kasih di antara manusia.

Janganlah kita senang melihat orang lain susah. Namun seharusnya kita senang melihat orang lain senang dan susah melihat orang lain susah. Ada rasa sepenanggungan antar sesama manusia. Kita memiliki kepedulian akan kepentingan orang lain. Marilah kita mau memberikan waktu untuk mengetahui kondisi sekitar kita. Karena begitu banyak orang pada saat ini sedang mengharapkan bantuan kita. Kita bisa memberikan pertolongan dalam bentuk apapun sesuai kemampuan kita.

Pertolongan yang kita lakukan ini bukanlah didasarkan adanya motivasi lain atau supaya berharap kita mendapatkan berkat serupa. Akan tetapi karena kita memiliki kasih Kristus dalam hati kita. Kasih yang rela mengorbankan milik kita sendiri demi kebaikan orang lain.

Oleh sebab itu, jika Tuhan menginjinkan kita hidup dalam kecukupan, saat kita memiliki kemampuan, marilah kita peduli dan mengulurkan tangan untuk membantu orang lain. Ini adalah kesempatan untuk membagikan kasih Kristus kepada orang lain. Amin.