Tiada Berkesudahan Kasih Tuhan

30
Aug

Tiada Berkesudahan Kasih Tuhan
Nats : Ratapan 3:22-25

Ratapan 3:22-25 – Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! TUHAN adalah bagianku, kata jiwaku oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Ratapan 3:40 – Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN.

Peristiwa letusnya gunung berapi jelas akan memberikan dampak bagi lingkungan sekitar gunung tersebut. Letusan gunung akan menimbulkan material yang panas yang pada saat itu dapat menghancurkan apapun yang dilewatinya. Sehingga membuat warga di daerah tersebut menjadi korban dan terpaksa harus diungsikan. Akan tetapi berdasarkan penelitian, beberapa saat setelah letusan gunung tersebut, ternyata ada hal positif yang timbul. Contohnya, daerah tersebut akan dipenuhi semburan material dari letusan gunung seperti batu dan pasir. Ini bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bangunan ataupun untuk dijual. Selain itu ekosistem di sekitar daerah tersebut diperbarui dan tanahnya menjadi lebih subur akibat terkena abu vulkanik. Dengan demikian para korban letusan gunung memiliki harapan untuk kembali melanjutkan hidup dan tidak berlarut-larut hidup di dalam trauma akibat musibah yang mereka alami.

Demikian pula yang disampaikan di dalam Kitab Ratapan. Penulis kitab ini menyampaikan bahwa masih ada pengharapan setelah penderitaan Israel akibat serangan Bangsa Babel. Kondisi Israel saat penyerangan itu sangat memilukan. “Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya,” – Ratapan 1:4. “Terbaring di debu jalan pemuda dan orang tua; dara-daraku dan teruna-terunaku gugur oleh pedang; Engkau membunuh mereka tatkala Engkau murka, tanpa belas kasihan Engkau menyembelih mereka!” – Ratapan 2:21. Ini semua terjadi sebagai bentuk hukuman Tuhan akibat dosa-dosa Israel yang begitu besar. “Sungguh Tuhan membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya;” – Ratapan 1:5b.

Dalam kondisi inilah penulis Ratapan melihat bahwa ia masih memiliki pengharapan. Penulis Ratapan menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Tuhan tetap menanti dan menerima orang-orang yang mau berbalik kepada-Nya. Tuhanlah satu-satunya harapan bagi pemulihan kondisi umat-Nya. Pada akhirnya Tuhan membawa kembali Israel dari Babel dan memulihkan mereka.

Penderitaan juga tetap dialami setiap orang pada masa ini. Namun sebagai orang percaya kita sadar Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia memberi kekuatan dan merancang kebaikan dalam kehidupan kita. Kasih setia Tuhan tak berkesudahan. Tidak ada kondisi apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Kasih Tuhan lebih besar dari segalanya.

Penderitaan yang terjadi bukanlah untuk menghancurkan kita, melainkan untuk membentuk kita. Melalui penderitaan kita disadarkan akan kesalahan kita. Sehingga kita bisa memperbaiki cara hidup kita. Melalui penderitaan iman kita semakin diteguhkan. Ada maksud baik di balik kesusahan yang kita alami.

Oleh sebab itu marilah kita rasakan dan nikmati kasih Tuhan di dalam kita melewati masa-masa kesukaran. Marilah kita setiap saat mencari Tuhan dan mendekatkan diri pada-Nya. Janganlah kita dikalahkan oleh penderitaan. Namun kita mau melewati setiap musim dalam hidup kita dengan kekuatan dari Tuhan. Sehingga kita dapat bertahan dalam penderitaan dan merasakan pemulihan dari Tuhan. Amin.