Berseru & Bersyukur

25
Jun

Berseru & Bersyukur

Pdt. Anggung

“Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan”
(Mazmur107:8,9)

Kalau saudara membuat penelitian kecil-kecilan soal “berseru kepada Tuhan”, saya percaya setahun dua tahun belakangan angkanya pasti melonjak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ya, karena dimasa pandemi ini, ada banyak orang yang berseru kepada Tuhan. Dan saudara akan menemukan banyak alasan mengapa orang berseru kepada Tuhan. Alasan karena ada anggota keluarga yang perpapar Covid-19, bisnis yang lesu, di PHK dari tempat kerja atau sedang terlilit utang dsbnya.

Mazmur 107 memuat beberapa bagian penting: Orang-orang yang ditebus dikumpulkan Tuhan dari berbagai penjuru – timur dan barat, utara dan selatan – bumi (ayat 3). Orang-orang yang ditebus dari kuasa yang menyesakkan diajak bersyukur kepada TUHAN.  Alasan bersyukur, karena Tuhan itu baik dan kasih setia-Nya tetap selama-lamanya (ayat 1,2). Orang-orang yang ditebusnya mengalami berbagai situasi yang menyesakkan, mereka mengembara di padang belantara, tidak menemukan jalan ke kota tempat kediaman mereka, mereka menjadi lapar dan haus (ayat 4). Mereka duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi (ayat 10). Mereka mengalami sakit karena kelakuan mereka yang berdosa dan disiksa karena kesalahan mereka (ayat 17). Mereka mengarungi laut dengan kapal-kapal yang melakukan perdagangan di laut lepas.  Mereka mengalami badai yang mencelakakan, menjadi pusing terhuyung-huyung seperti orang mabuk dan hilang akal (ayat 23, 26, 27). Mereka yang mengalami situasi sulit, berseru-seru kepada Tuhan dalam kesesakan, dan respon Tuhan adalah menyelamatkan mereka dari kecemasan mereka (ayat 6, 13, 19, 28). Dan olehnya, mereka diminta bersyukur atas perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib terhadap mereka (ayat 8, 15, 21, 21). Mereka juga diminta mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dengan sorak-sorai (ayat 22). Dan mereka diminta untuk meninggikan Tuhan dalam jemaat dan memuji-muji Tuhan dalam majelis para tua-tua (ayat 32). Terpujilah Tuhan seruan orang-orang yang ditebus dalam kesesakaan didengar Tuhan dan Tuhan bertindak dengan kuasa-Nya yang ajaib.

Pandemi yang sudah berjalan lebih setahun dan telah memporak porandakan sendi kehidupan kita. Kita hidup dalam kesesakaan, kekuatiran dan ketakutan. Situasi bisa berubah kapan saja, tidak bisa diprediksi dan dikendalikan. Dan tidak ada seorangpun yang tahu kapan pandemi ini berakhir. Ya saudara benar, hanya Tuhan yang tahu. Berserulah kepada Tuhan, kata Si pemazmur. Saya salah seorang yang termasuk dalam kumpulan orang-orang yang sedang berseru kepada Tuhan. Apakah saudara juga saat ini sedang berseru kepada Tuhan? Berseru artinya kita mengakui kita lemah dan percaya Tuhan kita kuat. Selain berseru, mari kita juga bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur artinya, kita mengakui, mendeklerasikan siapa Tuhan itu. Dia adalah Tuhan baik, kasih setia-Nya tetap selama-lamanya. Tuhan akan menyelesaikan tugas-Nya dengan setia dan tidak meninggalkan buatan tangan-Nya (Maz. 138:8). Kalau kita mengalami kasih setia Tuhan, mari kita bawa korban syukur, tinggikan nama Tuhan serta bersaksilah atas apa yang Tuhan sudah perbuat untuk kita.
-Soli Deo Gloria-

“Berseru dan bersyukur dalam segala keadaan dan dalam segala hal, itulah yang jalan untuk mendapatkan kelegaan”