Maz. 37:25-26; Ams. 10:22, 11:25
I.Pendahuluan
Dalam perayaan Imlek hari raya orang Tionghoa, ada tradisi-tradisi Imlek yang praktekan. Angpau (Hung Bao) dimaknai membawa keberuntungan. Kue keranjang (Nien Gao) artinya jabatan dan kemakmuran semakin tahun semakin tinggi. Buar pear (Li quo) berarti kebahagiaan, sementara jeruk (Chengse) dianggap sebagai buah rejeki, kekayaan bertambah. Ikan (Yu) artinya keberuntungan, berlebihan/surplus, sisa, jadi setiap tahun ada sisa keberuntungan. Maka dapat disimpulkan, dalam mempraktekan tradisi imlek, ada harapan yang menyertai: keberuntungan, kedamaian, kebahagiaan, keberhasilan, kemakmuran, kesuburan.
- Pembahasan
Bagi orang percaya, pengharapan kita didasarkan pada apa yang tertulis pada firman Tuhan:
- Mazmur 37:25-26 mengajarkan kita yakin pada pemeliharaan Tuhan. Bila kita yakin maka kita harus:
- Jauhi keserakanan, bila kita menggunakan cara-cara seperti: judi, menipu, mencuru, menjilat untuk
menjadi makmur atau kaya. Itu artinya kita tidak yakin pada pemeliharaan Tuhan
- Jauhi kekuatiran, bila ada ancaman, persaingan, dan membuat kita menjadi kuatir, maka itu artinya kita tidak
yakin pada pemeliharaan Tuhan
- Jauhi kekejian, bila kita pergi ke pelihat nasib, ke dukun, ke peramal atau percaya pada fung sui untuk
mengetahui kehidupan kita atau memperbaiki kehidupan kita, maka itu artinya kita tidal percaya pada
pemeliharan Tuhan
- Amsal 10:22 mengajarkan kita yakin berkat itu datang dari Tuhan.Maka kita harus yakin bahwa:
- Berkat Tuhanlah yang menjadikan kita kaya. Kaya artinya, diberi kesempatan menikmatinya dan diberi
kesempatan untuk membagikannya. Orang yang memiliki sesuatu, dan ia diberi kesempatan untuk menikmati
dan berbagi, maka dialah orang yang disebut kaya.
- Berkat yang dari Tuhan itu tidak akan ditambahi dengan kesusahan, ini artinya: kita harus tetap bekerja,
tetapi jangan kita menjadi seperti “sapi perah”. Jangan bekerja tanpa mengenal waktu, kesehatan, keluarga
dan sesama. Berkat harus dinikmati tanpa rasa cemas. Cemas takut besok akan kekurangan dan berasa
berdosa karena menikmati lebih. Jangan menjadi sedih apalagi sedih berkepanjangan bila berkat itu hilang
atau usaha kita tidak menghasilkan keuntungan. Jangan menjadi kuatir atau menyesal bila harus membagi-
bagikan berkat yang didapat.
III. Penutup
Taatilah perintah Tuhan di atas dan lakukanlah perintah Tuhan ini:
- Bagikan berkat yang Tuhan beri kepada sesama kita
- Bagikanlah Tuhan sang pemberi berkat kepada sesama kita
Pdt. Anggung