Tenang Dekat Allah

18
Jul

Tenang Dekat Allah
Nats : Mazmur 62

Ketenangan hati dan jiwa menjadi kebutuhan setiap kehidupan. Anak bayi butuh ketenangan untuk dapat tidur dan bertumbuh. Anak sekolah membutuhkan ketenangan dan konsentrasi untuk belajar. Ibu-ibu yang mengatur rumah tangga juga membutuhkan momen-momen tenang. Pendeta membutuhkan ketenangan di saat menyiapkan naskah kotbahnya. Hingga orang tua ketika memasuki masa pensiun akan mencari tempat tenang untuk bisa menikmati masa tuanya.
Namun dalam hidup ini banyak unsur yang berperan menjadi pengusik ketenangan, bahkan perampok ketenangan.
Seorang diktator Rusia bernama Joseph Stalin pernah berupaya untuk menciptakan sistem pemerintahan di Rusia dalam menata dan mengatur bangsanya. Dalam upayanya, Stalin merenggut nyawa jutaan manusia dan menjadi pengacau ketenangan kehidupan.
Stalin sendiri tidak memiliki ketenangan dalam hidupnya, walau rumahnya itu dibangun di pinggir sebuah danau yang tenang. Dan memiliki 8 kamar tidur, dimana tiap malamnya, Stalin memilih sebuah ruang kamar secara random untuk menjamin tak seorang pun yang tahu dengan tepat dimana ia akan tidur. Bahkan di tahun-tahun terakhir hidupnya, ia sangat tidak tenang, karena penuh kecurigaan terhadap musuh-musuhnya di dalam Partai. Setelah semalaman mabuk berat, Stalin meninggal karena stroke pada 5 Maret 1953.

Dalam upaya memperoleh ketenangan hidup, banyak orang mencoba dengan mengkonsumsi obat penenang. Seperti Alprazolam, obat penenang untuk orang yang mengalami gangguan cemas, depresi dan gangguan panik. Obat ini mengandung Benzodiazepine yang bekerja dengan menekan sistem saraf pusat sehingga memperlambat kerja sistem saraf. Ada pula yang menggunakan jasa body guard. Namun semuanya tidak bisa memberikan ketenangan sejati dalam hidup orang. Ketenangan sejati hanya dapat kita temukan di dalam Tuhan saja.
Firman Tuhan pagi ini, Pemazmur memberikan kita sebuah ketenangan yang dapat kita peroleh di dalam Tuhan.
Sang Pemazmur yang adalah seorang Raja juga mencari ketenangan jiwanya, dan ia temukan ketenangan itu di dalam Tuhan Allah. Oleh sebab itu Mazmur 62 ini ditulis untuk kita untuk memberkati kita. Di tengah-tengah situasi yang menekan hidupnya, para musuh eksternal, peperangan di dalam diri dan keluarganya. Untuk bisa jernih menghadapi musuh yang demikian, pemazmur membutuhkan jiwa yang tenang, yang jeli, dan bisa mengenali dan mengidentifikasi musuh dengan baik. Dan rasa tenang yang sejati yang demikian itu hanya bisa ditemukan di dalam Tuhan.
Pemazmur berkata hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari padaNyalah harapanku. Jawaban solusi untuk berperang menghadapi efek tekanan itu adalah ada di dalam Allah sendiri. Keller berkata, saya hanya butuh satu saja untuk bertahan dan berkembang – dan saya sudah memilikinya. Saya hanya membutuhkan Allah saja dengan segala yang ada padaNya, kuasaNya, kasih seorang Bapa dan pemeliharaanNya. Hal-hal lain itu hanyalah aksesoris saja, atau tambahan saja yang bisa diperlukan, bisa juga dibuang tidak diperlukan.
Oleh sebab itu kita perlu merendahkan diri di hadapan Allah, sehingga Allah sendiri yang akan mengangkat kita, dengan mengenali ketidak mampuan kita, kita akan menemukan Allah yang adalah sumber segala kepenuhan. Oleh sebab itu, esensi dari jiwa yang tenang bukanlah satu dari kemarahan atas tekanan dalam hidup, namun adalah milik mereka yang beristirahat dalam kekuatan Allah untuk mampu melalui peperangan ketegangan dan tekanan hidup.
Kiranya Tuhan menolong kita semua. Hidup dekat dengan Allah dan menemukan ketenangan sejati di dalam Tuhan saja.
Amin.