SEGALA SESUATU ADALAH SIA-SIA

13
Jul

SEGALA SESUATU ADALAH SIA-SIA

Pengkhotbah 1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.

Apakah Anda pernah merasakan bosan dalam kehidupan? Rutinitas yang seringkali kita jalani tiap hari bisa mengakibatkan kejenuhan dalam hidup ini, sehingga akhirnya kita mulai bertanya untuk apa kita menjalani hidup ini?. Di dalam kitab Pengkotbah memberikan sebuah gambaran bahwa Kesia-sian belaka, segala sesuatu adalah sia-sia (1:2). Ini adalah kesimpulan dari Pengkotbah melalui pengalaman dan observasinya atas kehidupan.

Kata kesia-siaan yang dipakai disini (ibr: hebel) berarti hembusan nafas (breath); kesia-siaan (vanity). Kata hebel ini muncul lebih dari 35 kali di dalam kitab Pengkotbah dan kira-kira 32 kali di luar kitab Pengkotbah. Dalam penggunaan kata hebel di luar kitab Pengkotbah, 16 pasal di antaranya menggambarkan karakteristik berhala yang sia-sia atau worthless (Misal: Ul. 32:21; 2 Raja 17:15; Mzm. 31:7; Yer. 2:5; 8:19; 10:8,15; 14:22). Jadi, segala sesuatu adalah sia-sia sama seperti berhala adalah sia-sia karena tidak memiliki nilai dan dampak yang nyata bagi kehidupan.

Dalam Pengkhotbah 1:3 disana dijelaskan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia, namun segala sesuatu itu memiliki batasan yaitu segala sesuatu ”di bawah matahari”. Jadi yang sia-sia adalah segala sesuatu yang kelihatan, yaitu kehidupan di bumi yang dapat diamati oleh penglihatan manusia. Bagi Pengkhotbah, Hidup ini adalah sebuah rutinitas yang membosankan karena dipenuhi dengan proses yang berulang-ulang seperti kelahiran dan kematian manusia, proses alam yang meliputi matahari, angin dan sungai. Hidup ini tidak memuaskan manusia karena segala yang ditawarkan dunia untuk dinikmati, tidak pernah memberikan kepuasan yang sesungguhnya. Bahkan, dengan banyaknya penemuan-penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi dunia dari dahulu hingga sekarang tetap sama tetap membosankan dan tidak memuaskan.

Disini ada sebuah peringatan yang penting bagi kita, bahwa kehidupan ini ada dalam kendali Allah, dan bukan pada manusia, tidak ada satu usaha apapun dari manusia yang bisa menjadikan hidup ini menjadi lebih baik kecuali jika diijinkan oleh Allah. Karena itu mari menjalani hidup ini dengan memahami akan pentingnya kehadiran Allah dan bagaimana kita melihat bahwa kehidupan ini adalah anugerah Tuhan, Jalanilah hidup dengan baik, dalam kerendah hatian dan dengan setia kita belajar mengelola hidup yang diberikan dengan tulus dan sungguh-sungguh sesuai dengan kehendak Allah.

HIDUP MENJADI BERARTI DENGAN TUHAN, DI LUAR TUHAN ADALAH SIA-SIA