Never Lose Heart

01
Dec

Never Lose Heart
2Korintus 4:16

Bapak Ibu Saudara (BIS), siapa pernah ngambek melayani TUHAN? Seorang anak kecil pulang dari gereja, sehabis pelayanan. Dia banting pintu rumah, dan berlari menuju pelukan mamanya. “Mama, Robby gak Sekolah Minggu lagi! Laoshi Merry pilih kasih!” Iya, Robby yang sudah gabung latihan Paduan Suara, tekun berlatih nyanyi sejak tiga bulan terakhir, ternyata tidak diikutsertakan dalam Paduan Suara Natal SM. Akhirnya, Robby jadi tawar hati!

Apa itu ‘tawar hati’? Kata ‘tawar hati’ ini sering juga diterjemahkan sebagai ‘putus-asa’ (BIMK). Terjemahan Inggris memakai kata ‘lose heart’ (ESV, NIV) , atau ‘give up’ (The Passion) yang lebih bermakna ‘menyerah’. Jadi, bisa digambarkan bahwa orang yang ‘tawar hati’ dalam pelayanan, berarti dia sedang dalam kondisi putus asa dan ingin menyerah. Yang perlu diwaspadai, rasa ‘tawar hati’ selain memunculkan rasa kecewa dengan kondisi hidup, bisa juga diikuti dengan perasaan kecewa kepada Tuhan (hingga tidak pergi lagi ke gereja).

2 Korintus 4:16 mencatat pernyataan iman Paulus, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” Saudaraku, Paulus mengatakannya bukan sekadar bermanis mulut (bermaksud menghibur jemaat Korintus), melainkan karena Paulus memang memiliki pengalaman hidup yang riil akan hal tersebut. Iya, di dalam pelayanannya kepada TUHAN, Paulus telah mengalami berbagai macam hambatan dan tantangan yang sungguh tidak mudah dilalui (lih. ay. 9-13).

Apa rahasia Paulus mampu bertahan di dalam segela kesukaran? Ayat 17 mencatat rahasianya, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” Air mata memang boleh ada di matanya Paulus. Tetapi air mata yang mengalir dari kedua mata fisik Paulus tidak membutakan pandangannya, tidak mengaburkan pandangannya akan kemuliaan surgawi bersama dengan TUHAN kelak.

Terkadang, tekanan hidup (atau dalam pelayanan) memang datang menghantam kita bertubi-tubi tanpa henti. Dan di saat seperti itulah, kita jadi hilang pegangan. Tetapi kembali hari ini kita diingatkan, kalau Yesus selalu beserta dengan kita. Dan di saat ada Yesus beserta, maka beban/ masalah apa yang bisa menguras hati kita sedemikian rupa sampai menjadi tawar ?

Ketika ‘tawar hati’ menjadikanmu lemah tak berdaya,mendekat dan melekatlah pada kasih-Nya;Yesus pasti menghiburkan dan menopangmu senantiasa.

Saudaraku, kalau ada di antara kita yang saat ini sedang ‘tawar hati’, jangan biarkan rasa ‘tawar hati’ itu berlarut-larut menghantui kita. Lihatlah tangan-Nya yang terulur dan rindu menguatkanmu. Bangkit, dan melangkahlah kembali bersama-Nya!