Pembelaan Atas Dakwaan

28
May

Pembelaan Atas Dakwaan

Pdt. Anggung

Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! – Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! – Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku! Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota
(Ayub 31:35-36)
Di media massa sering diberitakan seseorang atau sekelompok orang melapor ke pihak berwajib atas tindakan, ucapan atau postingan seseorang. Alasan pelaporan, bisa karena pencemaran nama baik, fitnah, intimidasi atau hal-hal lainnya yang bisa dikategorikan melanggar undang-undang. Setelah ada yang melapor, maka terlapor baru bisa diproses secara hukum.

Ayub seolah-olah seperti terlapor bersalah, namun Ayub yakin bahwa dirinya tidak bersalah dan yakin bahwa Allah juga tahu kalau ia tidak bersalah (Ayub 31:6). Tetapi dalam rangka “membela diri” atas tuduhan lawan Ayub (mungkin satu dari ke tiga teman Ayub atau mungkin Tuhan sendiri, lihat Alkitab terjemahan NIV hal 767). Ayub ingin menanda tangani “surat pembelaan” meminta Yang Mahakuasa menjawabnya atas surat tuduhan lawannya itu. Ayub beranggapan, bahwa tuduhan itu telah diajukan terhadapnya di hadapan pengadilan surga yang telah ditanggapi oleh Tuhan dengan penghakiman. Dalam rangka pembelaannya itu, Ayub berani menerima ganjaran – kutuk – jika benar ia melakukan seperti tuduhan itu. Mari kita perhatikan beberapa ayat dalam kitab Ayub 31. Ayat 7-8 : Jika langkahku menyimpang dan hatiku menuruti pandangan mataku, noda melekat pada tanganku, maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku. 

Ayat 9-10: Jikakau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku, maka biarlah istriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia. Ayat 13-21: Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka berpekara dengan aku, …. maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lengan dipatahkan dari persendiannya (ayat 22). Ayat 24-27: Jika aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku, … maka hal itu juga menjadi kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari (ayat 28). Ayat 31-35: Jikalau orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya? Malah orang asing pun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir,… maka sungguh surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota (ayat 36).
Ayat 38-39: Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis bersama-sama, … maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan buka jelai, tetapi lalang (ayat 40).

Berbicara hal dakwaan – tuduhan – paling tidak ada tiga oknum yang bisa mendakwa kita. Pertama diri kita sendiri. Pada saat kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai, secara agama, hukum atau etika, maka hati nurani kita mendakwa, lebih tepatnya menegur kita. Mari kita peka, taat dan bertobat ketika hati nurani kita terus mendakwa – menegur – kita. Kedua, sesama kita. Seperti halnya Ayub, saat kita mengalami sesuatu yang masalah, bencana, musibah sesama kita bisa mendakwa kita dengan mengatakan bahwa itu karena dosa yang kita telah buat. Atau mereka bisa berkata, itu hukuman karena kita telah berlaku jahat. Untuk kondisi seperti ini, mari kita belajar mengoreksi diri, apakah benar kita telah berlaku jahat? Atau mungkin relasi kita dengan sesama kurang baik, kurang harmonis, sehingga mereka tidak bersimpati-empati atas kejadian, musibah, bencana yang kita alami. Ketiga, Iblis pendakwa kita. Iblis mendakwa kita  siang malam dihadapanTuhan (Zakharia 3:1; Wahyu 12:10). Iblis kerap mendakwa kita atas kehidupan yang kita jalani entah itu baik atau tidak baik. Tujuannya untuk melemahkan iman, meragukan keyakinan, menimbulkan rasa cemas, bersalah, sehingga kita kehilangan damai sejahtera. Untuk hal ini mari kita lawan Iblis dengan perlengkapan senjata Allah seperti yang tertulis dalak kitab Ef. 6:10-20. Dan yang tidak kalah pentingnya untuk kita ketahui, Tuhan Yesus menjadi Pembela dihadapan Allah Bapa saat Iblis mendakwa kita (Roma 8:34). 

~ Soli Deo Gloria ~

“Ketika didakwa atas hal yang tidak kita buat, jangan putus asa, Kristus yang telah mati dan yang telah bangkit, duduk disebelah kanan Allah, menjadi Pembela kita”